Home / Berita Polri / Doa Bersama di Polres Lombok Utara Teguhkan Empati untuk Korban Bencana di Aceh dan Sumatra

Doa Bersama di Polres Lombok Utara Teguhkan Empati untuk Korban Bencana di Aceh dan Sumatra

Matalensa- Lombok Utara – Kepolisian Resor Lombok Utara menggelar doa bersama lintas agama sebagai bentuk solidaritas bagi warga yang menjadi korban banjir bandang di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Kegiatan yang berlangsung di halaman lapangan Tantya Sudhirajati, Jumat (12/12), dipimpin Wakapolres Lombok Utara Kompol Adhika GW, S.E., M.Si dan diikuti seluruh pejabat utama serta ratusan personel dari berbagai satuan fungsi.

Doa lintas agama tersebut menghadirkan para pemuka agama dari empat keyakinan besar di Indonesia. Hadir Abdurrahman, S.Pd. (Islam), Pendeta Roly Stansa Maturan (Kristen), Mangku I Gusti Diyatmika (Hindu), dan Romo Pandita Madya Yarsa, S.Sos. (Buddha) yang secara bergantian memanjatkan doa bagi para korban bencana.

Wakapolres Lombok Utara Kompol Adhika GW menyampaikan bahwa doa bersama ini merupakan wujud empati dan kepedulian Polri terhadap masyarakat di daerah terdampak bencana. Ia mengajak seluruh peserta untuk memohon perlindungan dan kekuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi warga yang sedang dirundung duka.

“Segala yang terjadi di dunia ini adalah bagian dari kehendak dan kebijaksanaan yang sering kali tidak mampu kita pahami sepenuhnya. Dengan segala kecanggihan teknologi dan kemampuan yang kita miliki, pada akhirnya kita tetap tidak berdaya ketika berhadapan dengan kekuatan alam ciptaan-Nya,” kata Adhika mewakili Kapolres Lombok Utara AKBP Agus Purwanta, S.I.K., usai kegiatan doa bersama.

Menurut Wakapolres, bencana yang menimpa sejumlah daerah tersebut menjadi pengingat bahwa manusia tidak memiliki kuasa apa-apa tanpa pertolongan Tuhan. Dalam situasi demikian, kata Adhika, nilai persaudaraan justru menemukan makna terdalam.

“Ketika manusia sadar bahwa ia kecil, maka ia semakin dekat kepada Sang Pencipta, dan semakin dekat kepada sesamanya,” ujarnya.

Adhika menegaskan bahwa doa memiliki kekuatan moral yang mampu meneguhkan masyarakat dalam menghadapi cobaan. Doa, lanjutnya, bukan hanya permohonan, tetapi juga jembatan antara kelemahan manusia dan kekuatan Tuhan.

“Doa adalah senjata orang beriman, cahaya dalam gelapnya duka, dan jembatan antara kelemahan manusia dan kekuatan Tuhan. Melalui doa lintas agama ini, kita meneguhkan bahwa kita merendahkan hati di hadapan Tuhan sambil meninggikan semangat untuk saling membantu sesama manusia,” tambahnya.

Kompol Adhika mengajak seluruh peserta untuk mendoakan para korban agar mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan, serta keluarga yang ditinggalkan agar diberi ketabahan. Ia juga mengajak untuk mendoakan para petugas, relawan, dan unsur pemerintah yang tengah bekerja keras dalam penanganan bencana.

“Semoga bangsa kita selalu berada dalam naungan Tuhan, dijauhkan dari marabahaya, serta dipersatukan oleh kasih sayang dan persaudaraan,” ucapnya.

Menutup kegiatan, Wakapolres menegaskan bahwa doa bersama lintas agama ini menjadi pengingat bahwa manusia hanyalah makhluk yang lemah, namun akan menjadi kuat ketika bersatu dan bersandar pada kekuatan Tuhan.

“Semoga doa kita hari ini menjadi cahaya yang menerangi jalan bangsa dan penyejuk bagi saudara-saudara kita yang sedang berduka,” pungkasnya.

 

(R—E YAQIN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *